JEKI, JEKI (2025) KOLABORASI PEMERINTAH DESA KUTA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT COMMUNITY BASED TOURISM DI PANTAI KUTA KABUPATEN LOMBOK TENGAH. undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.
![]() |
Text
COVER - DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
![]() |
Text
SIMILARITY CHECK.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Kolaborasi merupakan aspek penting dalam pengembangan pariwisata, sebab pengembangan pariwisata tidak hanya melibatkan satu pihak, melainkan melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat. Banyaknya permasalahan pengembangan pariwisata di Pantai Kuta membutuhkan peran yang optimal antara masing-masing stakeholder dengan tatakelola kolaborasi yang strategis dan sinergis untuk mengatasi permasalahan pengembangan pariwisata yang begitu kompleks. Dengan demikian, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kolaborasi pemerintah (collaborative governance) dalam pengembangan pariwisata di Pantai Kuta menggunakan pendekatan Community Based Tourism (CBT). Metode yang peneliti gunakan yaitu metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode ini dipilih sebab sesuai untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, gejala, keadaan dan situasi kelompok tertentu. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan datanya melalui berbagai bentuk seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori collaborative governance dari DeSave dan menggunakan 7 (tujuh) indikator sebagai alat analisis. Hasil peneiltian menunjukkan bahwa collaborative governance dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Senggigi secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dilihat dari: struktur jaringan yang lemah, ditandai dengan struktur jaringan yang tidak terikat secara hierarki melainkan atas kesepahaman bersama untuk melakukan pengembangan pariwisata. Komitmen terhadap tujuan (cukup baik), terlihat dari adanya tujuan bersama dan misi umum yang diciptakan. Tingkat kepercayaan (cukup baik), dimana setiap aktor cenderung berfikir bersama karena mau mendengar dari aktor lain. Akses terhadap kekuasaan (cukup baik), setiap stakeholders memiliki otoritas masing-masing dan keterlibatan swasta sudah ada sehingga stakeholders bisa menjalankan peran sesuai dengan otoritas masing-masing. Pembagian akuntabilitas (cukup baik), dimana setiap aktor kolaborasi sudah menentukan peran dari masing-masing sesuai dengan bidangnya. Berbagi informasi (optimal), dimana setiap aktor sudah memiliki kemudahan akses informasi. Akses terhadap sumberdaya (belum maksimal), hal ini dibuktikan dengan keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran serta fasilitas sarana prasarana. Sementara faktor penghambat kolaborasi, terdiri dari: (1) faktor budaya meliputi budaya kerja dari aktor kolaborasi yang menunjukkan adanya sikap minim partisipasi. (2) Faktor institusi, yaitu terbatasnya tenaga kerja yang berkualitas. (3) faktor lainnya, yaitu faktor politik seperti kurangnya inovasi dari pimpinan.
Item Type: | Thesis (undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | kolaborasi; pengembangan; pariwisata, Pantai Kuta. | |||||||||
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 320 Ilmu Politik | |||||||||
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Pemerintahan > Laporan Tugas Akhir | |||||||||
Depositing User: | JEKI JEKI | |||||||||
Date Deposited: | 01 Sep 2025 03:31 | |||||||||
Last Modified: | 01 Sep 2025 03:31 | |||||||||
URI: | http://repository.ummat.ac.id/id/eprint/12354 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |