TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS PEREMPUAN BANGSAWAN YANG TIDAK MENIKAH DENGAN LAKI-LAKI BANGSAWAN (STUDI DI DESA WAKUL KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH)

ALVITO, CINDRA PRATAMA (2025) TINJAUAN YURIDIS HAK WARIS PEREMPUAN BANGSAWAN YANG TIDAK MENIKAH DENGAN LAKI-LAKI BANGSAWAN (STUDI DI DESA WAKUL KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH). undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.

[img] Text
COVER-DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text
SIMILARITY CHECK.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan : a. Untuk menganalisis bagaimana pengaturan hukum hak waris perempuan menurut kompilasi Hukum Islam (KHI). Dan b. Untuk mengetahui bagaimanakah hak waris perempuan bangsawan yang tidak menikah dengan laki-laki bangsawan. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif empiris, dengan pendekatan 1) Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), 2) Pendekatan Sosiologis (Sociological Approach) dan 3) Pendekatan Kasus (Case Approach). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada umumnya, masyarakat di Desa Wakul, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, melakukan perkawinan (merariq) antara perempuan dari kalangan bangsawan dengan laki-laki yang bukan berasal dari keturunan bangsawan. Perkawinan seperti ini menimbulkan dampak hukum, salah satunya adalah garis keturunan anak yang lebih dianggap mengikuti ayah, bukan ibu yang memiliki gelar kebangsawanan. Selain itu, dalam perspektif hukum adat Sasak, apabila perkawinan tersebut dianggap tidak sekufu (tidak sepadan), maka anak-anak dari perkawinan tersebut bisa kehilangan hak atas warisan, terutama jika mereka menikah tanpa restu atau perintah orang tua. Namun, berbeda halnya dalam hukum Islam, di mana anak tetap memiliki hak waris meskipun kondisi pernikahan orang tuanya tidak setara. Dan 2) Perkawinan (merariq) antara perempuan bangsawan dengan laki-laki dari kalangan biasa di Desa Wakul, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan adat. Proses ini mencakup merariq, mesejati, selabar, menjemput wali, akad nikah, bejanggo, hingga bales nae. Semua tahapan tersebut merupakan bagian dari tradisi yang telah mengakar kuat dan selalu dijalankan oleh masyarakat Sasak dalam setiap prosesi pernikahan, karena dianggap sebagai warisan budaya yang perlu dihormati dan dilestarikan.

Item Type: Thesis (undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorANIES, PRIMA DEWInidn0828078501
Thesis advisorM.TAUFIK, RACHMANnidn0825078701
Uncontrolled Keywords: Tinjauan Yuridis, Hak Waris Perempuan Bangsawan, Tidak Menikah dengan Laki-laki Bangsawan
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 347 Hukum acara perdata dan pengadilan
300 Ilmu Sosial > 346 Hukum Privat, Hukum Perdata
Divisions: Fakultas Hukum > Hukum > Laporan Tugas Akhir
Depositing User: ALVITO CINDRA PRATAMA
Date Deposited: 21 Aug 2025 02:53
Last Modified: 21 Aug 2025 02:53
URI: http://repository.ummat.ac.id/id/eprint/11802

Actions (login required)

View Item View Item