KEGAGALAN PASANGAN PETAHANA ( H. NAJMUL AKHYAR dan H. SUARDI ) DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2020

AN-NISA, TIGNA QHORIN (2022) KEGAGALAN PASANGAN PETAHANA ( H. NAJMUL AKHYAR dan H. SUARDI ) DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2020. undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.

	Text 01 COVER - BAB III.pdf Download (1MB)
	Text 02 BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) \| Request a copy
	Text 03 BAB V - Lampiran.pdf Download (1MB)
	Text (similarity check) 43%KEGAGALAN_PASANGAN_PETAHANA___H__NAJMUL_AKHYAR_dan.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) \| Request a copy

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pasangan petahana yang memiliki kekuatan pada kontetasi Pemilihan kepala daerah. Mengingat kekuatan politik dan kandidat mendominasi Petahana yang sangat besar dalam memenangkan persaingan Pemilihan kepala daerah . Untuk tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan pasangan petahana pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2020. Teori relevan tentang masalah ini adalah teori Winning Strategy. Dimana calon petahana yang gagal ini dianalisis dari upaya incumbent dan tim suksesnya dalam melakukan Winning Strategy (Political Marketing). Jenis observasi ini adalah observasi deskriptif kualitatif, dengan menggunakan data wawancara teknik pengumpulan yaitu komunikasi langsung dengan informan observasi dan melakukan tanya jawab. jawaban yang menyangkut masalah penelitian, kemudian observasi untuk mengatakan, memberi, dan mengidentifikasi fonomena yang terjadi, dan melakukan analisis tentang data yang berkaitan dengan kegagalan pasangan petahana pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020. Setelah dilakukan observasi, didapatkan hasil observasi, bahwa Faktor kegagalan calon petahana disebabkan oleh, Pertama, Melemahnya tingkat kepercayaan masyarakat pada kinerja pemerintah khususnya pasca bencana alam gempa bumi 2018. Kedua, Sinergisitas dan soliditas team pemenangan yang terbelah mulai dari level kabupaten hingga desa, memunculkan begitu banyak kelompok – kelompok team dengan kepentingan dan motivasi politik yang berbeda dan sulit diduga, team – team yang muncul secara sporadis tersebut diberi keleluasaan mengakses diskusi – diskusi tertutup, hingga isu – isu strategis yang seharusnya dikemas apik sering menjadi konsumsi publik di media sosial sebelum tereksekusi menjadi sebuah instrument politik . fakta – fakta tersebut menyebabkan munculnya rasa saling tidak percaya diantara mereka. Ketiga, Conflict of Intrrest diinternal team karena petahana masa itu lebih mempercayakan eksekusi strategi pemenangan kepada orang – orang baru yang notabene adalah orang – orang yang dulunya menjadi musuh terhadap setiap kebijakan yang digelontorkan, hal tersebut sedikit membuat kebingungan di masyarakat. Keempat, Tidak adanya team yang didaulat khusus menjawab fitnah – fitnah politik, sehingga isu – isu miring tentang pribadi ataupun jabatan incumbent menjadi sesuatu yang benar .

Item Type:

Thesis (undergraduate)

Contributors: