IMPLEMENTASI HIBAH BERUPA TANAH TERHADAP ANAK KANDUNG STUDI DI DESA WATUKAWULA, SUMBA BARAT DAYA (NTT)

ANGGRIANI RADA, LINDA (2021) IMPLEMENTASI HIBAH BERUPA TANAH TERHADAP ANAK KANDUNG STUDI DI DESA WATUKAWULA, SUMBA BARAT DAYA (NTT). undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.

[img] Text (COVER-BAB III)
COVER-BAB III_ANGGRIANI RADA LINDA_NIM 617110072_ILMU HUKUM.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV_ANGGRIANI RADA LINDA_NIM 617110072_ILMU HUKUM.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (226kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V-LAMPIRAN)
BAB V-LAMPIRAN_ANGGRIANI RADA LINDA_NIM 617110072_ILMU HUKUM.pdf

Download (902kB)
[img] Text (SIMILARITY CHECK)
IMPLEMENTASI_HIBAH_BERUPA_TANAH_TERHADAP_ANAK_KAND.pdf

Download (5MB)

Abstract

Pelaksanaan hibah yang dilakukan oleh masyarakat desa Watukawula dilakukan atas dasar kesepakatan antara subyek yang melakukan hibah yaitu pihak yang bermaksud memberikan tanahnya secara cuma-cuma kepada pihak penerima hibah. Sedangkan hibah tersebut dilakukan dengan prosedur: para pihak pemberi hibah (orang tua) akan memberikan hibah kepada penerima hibah (anak), kedua belah pihak si pemberi dan si penerima hibah sepakat adanya hukum adat tersebut, adanya objek hibah berupa tanah, hibah tersebut disaksikan oleh keluarga terdekat. Menyaksikan pelaksanaan hibah yang dilakukan oleh masyarakat dengan perjanjian dibawah tangan atau dapat dikatakan secara lisan hibah yang dilakukan secara adat oleh masyarakat sudah sah karena dilakukan secara konkrit artinya, perbuatan nyata pemberian suatu hak kebendaan dalam hal ini tanah yang menjadi obyek hibah dan terang disini bahwa hibah tersebut dibuat di hadapan keluarga dan ahli waris yang menyaksikan sekaligus mengetahui bahwa hibah tersebut dapat dilakukan. Apabila dilihat dari norma hukum positif yang ada yaitu ketentuan dalam Pasal 36 dan 37 PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang isinya bahwa perbuatan hukum tersebut termasuk harus didaftarkan untuk memperoleh kepastian hukum dan harus dibuat dengan akta PPAT, dan dalam pembuatan akta hibah para pihak yang melakukan perbuatan tersebut menghadap dan disaksikan oleh saksi yang berhak. Hibah orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan, telah menjadi tradisi atau kebiasaan di kalangan masyarakat Desa Watukawula, dalam sistem kekeluargaan Patrilineal, dimana pemberian itu dilakukan pada waktu anak menjadi dewasa. Kemudian setelah orang tua menghibahkan ini meninggal, dilakukan pembagian harta warisan kepada ahli warisnya, maka hibah tersebut akan diperhatikan serta diperhitungkan dengan bagian yang semestinya diterima oleh anak-anak yang bersangkutan, bila mereka itu belum menerima bagian dari harta keluarga secara hibah. Namun dalam penelitian yang dilakukan di Desa Watukawula bahwa masyarakat Desa tingkat pengetahuan pemahaman dan kesadaran hukum hibah dan waris masih sangat rendah. Umumnya yang mereka fahami, pemberian hibah dan pembagian warisan yang berlaku selama ini sudah sesuai dengan hukum adat setempat. Sehingga mereka belum menyadari bahwa masih ada peraturan perundang-undangan yang berlaku karena masyarakat desa Watukawula masih mengikat pada hukum adat.

Item Type: Thesis (undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
Thesis advisorUSMAN, MUNIRnidn0804118201
Thesis advisorHAMDI, HAMDInidn0821128118
Uncontrolled Keywords: Hibah, Adat, Tanah, Desa Watukawula
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 347 Hukum acara perdata dan pengadilan
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum > Laporan Tugas Akhir
Depositing User: ANGGRIANI RADA LINDA
Date Deposited: 17 Nov 2021 06:50
Last Modified: 17 Nov 2021 06:50
URI: http://repository.ummat.ac.id/id/eprint/4033

Actions (login required)

View Item View Item