STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA MANTRA LOWONG SEBAGAI WARISAN BUDAYA SASAK DI DESA TERUWAI KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

HARTINAH, HARTINAH (2020) STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA MANTRA LOWONG SEBAGAI WARISAN BUDAYA SASAK DI DESA TERUWAI KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH. undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram.

[img] Text
SKRIPSI_cover_Hartinah-dikonversi[1].pdf

Download (1MB)
[img] Text
skripsi_BAB_IV_Hartinah-dikonversi[1].pdf
Restricted to Registered users only

Download (566kB) | Request a copy
[img] Text
SsKRIPSI_BAB_V_Hartinah-dikonversi[1].pdf

Download (925kB)

Abstract

Mantra lowong adalah salah satu khazanah kebudayaan masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Mantra merupakan perkataan atau ucapan yang diyakini memiliki kekuatan magis yang sering dipakai masyarakat Desa Teruwai untuk mantra lowong. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur, fungsi, dan makna mantra lowong sebagai warisan budaya Sasak. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur, fungsi, dan makna mantra lowong sebagai warisan budaya Sasak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan ini adalah metode observasi, catat, dokumentasi, wawancara, metode terjemahan, metode analisis data. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini maka dapat diketahui struktur dalam mantra berupa tema yaitu doa, adapun doa dalam mantra sebagai berikut 1) agar hasil panen melimpah, 2) agar terhindar dari gangguan hama. Baris pada mantra terdiri dari tujuh atau delapan baris. Rima pada mantra yang terdiri dari sajak rima asonansi vokal (i), rima aliterasi perulangan bunyi konsonan (q), (h), rima akhir (paduan bunyi pada setiap akhir) mare, pare, telage huruf (e), rima dalam (perulangan bunyi diantara kata-kata dalam satu lirik) pada kata kayuq, rima identik (perulangan kata di antara bait-bait) yang terdapat pada bageq dan bakeq huruf (q), Rima rupa (perulangan hanya pada penulisan suatu bunyi, sedangkan pelafalannya tidak sama), pada akhiran kata nimpuh dan ttimpuh yaitu huruf (h). Diksi ialah pilihan kata yang dominan memakai mantra dari bahasa masyarakat. Amanat menjadi pesan moral untuk seluruh umat manusia untuk saling mengingatkan melakukan kebaikan di dunia dan akhirat. Struktur mantra mnyerupai puisi yang berbentuk seperti puisi lama, struktur mantra akan utuh memiliki hubungan keterikatan dari unsur tersebut.Sedangkan fungsi mantra sebagai fungsi sebagai alat pencermin angan-angan Suatu Kolektif, fungsi lembaga kebudayaan, fungsi pengawasan norma-norma masyarakat, fungsi pendidikan, sedangkan makna mantra yakni sebagai makna keagamaan, sosial dan kebudayaan. Kata kunci: folklor, mantra lowong, tradisi

Item Type: Thesis (undergraduate)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ReviewerSITI, LAMUSIAHNIDN0811076901
ReviewerLINDA, AYU DARMURTIKANIDN0824078702
Uncontrolled Keywords: folklor, mantra lowong, tradisi
Subjects: Local Content
800 Kesusastraan > 810 Kesusastraan Indonesia
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Depositing User: Bahaudin Bahaudin
Date Deposited: 19 Sep 2020 04:09
Last Modified: 27 Oct 2023 02:13
URI: http://repository.ummat.ac.id/id/eprint/1308

Actions (login required)

View Item View Item